sembarang

Kadang isak pun tak terbaca oleh tangis, lalu hanya panas yang mengeringkan dahaga. Bila sembab tak meng-isyaratkan luka, biar hujan yang memberi arti, bahwa air tak hanya turun dengan tenang. Bila lirih juga tak terbaca, biar gemuruh yang memberi tanda. Tuhan… tolong datangkan angin untuk sekedar menyapa kemudian pergi belayar. Kau… bagaimana aku harus memahamimu, bila bicaramu adalah bisu.

 

seperti nyayian bayi yang didekap sang ibu

 

 

(Tangerang, 30 April 2012)

aku bawa kiri kau bawa kanan

mengapa bertemu bila pisah kita nanti
mengapa menanti bila tak akan bertemu
aku bawa kanan kau bawa kiri
sudahi

mengapa mengikat bila terlepas
mengapa terlepas bila sudah terikat
aku bawa kanan kau bawa kiri
sudahi

kenapa ada kita bila kau dan aku tiada
kenapa ada kau dan aku bila kita sudah cukup
aku bawa kanan kau bawa kiri
sudahi

kenapa bersama bila sendiri
kenapa sendiri bila bersama
aku bawa kanan kau bawa kiri
sudahi

Menepi

Semua larut dengan dunia, ketika mereka meracau tak tahu malu ke langit, kini menginjak-nginjak bumi dengan pongak. Apa yang hendak dikata oleh pejuang-pejuang kecil berperut buncit, mengais rezeki di tong-tong sampah ketamakan… ya ketamakan, ketamakan kalian yang berujung pengkhianatan janji. Mulai kami menangis melihat dunia dan tertimbun tanah yang merah, kami tetap kami, menepi ataupun berjuang, kuping kalian tetap tuli, tersumbat kerikil-kerikil dari neraka. Maaf aku meracau tak karuan di tepian jalan pulang.

1 suro

pada malam itu kau berbisik ditelingaku…

“sayang… bangun! kau dengar sesuatu?”

ada apa Yah?

“dengarlah…! ada suara indah diluar sana.”

kau buatku merinding, sudahlah kita tidur saja! jangan hiraukan suara-suara itu.

“baiklah biar aku yang saja yang melihatnya diluar.”

 

1 suro

 

malam ini malam rabu

malam yang kelabu

saat jantung menggebu

ku dengar bertalu-talu

angin mengibaskan sayapnya

perahu pecah diterjang ombak

tanpa malu ku intip karang yang mulai melayu

banyak segerombolan pemuda memadu kasih ditepian hilir pantai

hai kau yang disana…!!!

teriak seorang pemuda “jangan berdiri diatas batu retak itu!

kau akan hancur terbawa ombak”

aku tak perduli

rasa penasaran ku tergunjang

wangi menyan dimana-mana

ku lihat ada wanita cantik memasang belenggu dihati

sudah kulihat semuanya ternyata rumit

(23 Juni 2011)